Macapat adalah tembang atau puisi tradisional Jawa. Setiap bait macapat mempunyai baris kalimat yang disebut gatra, dan setiap gatra mempunyai sejumlah suku kata (guru wilangan) tertentu, dan berakhir pada bunyi sanjak akhir yang disebut guru lagu. Biasanya macapat diartikan sebagai maca papat-papat (membaca empat-empat), yaitu maksudnya cara membaca terjalin tiap empat suku kata. Namun ini bukan satu-satunya arti, karena pada prakteknya tidak semua tembang macapat bisa dinyanyikan empat-empat suku kata. Kapan munculnya pertama kali macapat, sampai saat ini belum ada penemuan yang meyakinkan. Ada yang menyampaikan bahwa Macapat diperkirakan muncul pada akhir Majapahit dan dimulainya pengaruh Walisanga, namun hal ini hanya bisa dikatakan untuk situasi di Jawa Tengah. Sebab di Jawa Timur dan Bali macapat telah dikenal sebelum datangnya Islam
Ada 11 macam tembang macapat. Beberapa “tutur” dari orang tua menjelaskan bahwa, kesebelas tembang macapat tersebut sebenarnya menggambarkan tahap-tahap kehidupan manusia dari mulai alam ruh sampai dengan meninggalnya. tapi disini yang akan dibahas hanyalah Kinanthi tembang macapat urutan ke tiga. yaaa karena tembang ini sangat berpengaruh untukku.
Kinanti
Semula berujud jabang bayi merah merekah, lalu berkembang menjadi anak yang selalu dikanthi-kanthi kinantenan
orang tuannya sebagai anugrah dan berkah. Buah hati menjadi tumpuan dan
harapan. Agar segala asa dan harapan tercipta, orang tua selalu
membimbing dan mendampingi buah hati tercintanya. Buah hati bagaikan
jembatan, yang dapat menyambung dan mempererat cinta kasih suami istri.
Buah hati menjadi anugrah ilahi yang harus dijaga siang ratri. Dikanthi-kanthi (diarahkan dan dibimbing) agar menjadi manusia sejati. Yang selalu menjaga bumi pertiwi.
Masa pembentukan
jatidiri dan meniti jalan menuju cita-cita. Kinanti berasal dari kata
kanthi atau tuntun yang bermakna bahwa kita membutuhkan tuntunan atau
jalan yang benar agar cita-cita kita bisa terwujud. Misalnya belajar dan
menuntut ilmu secara sungguh-sungguh.”Apa yang akan kita petik esok
hari adalah apa yang kita tanam hari ini”.
“In Ahsantum, Ahsantum ILaikum, Walain Asa’tum Falahaa”, “Jika kamu
berbuat kebajikan maka kebajikan itu akan kembali padamu, tapi jika kamu
berbuat jahat itu akan kembali padamu juga”
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff
Masa pembentukan
jatidiri dan meniti jalan menuju cita-cita. Kinanti berasal dari kata
kanthi atau tuntun yang bermakna bahwa kita membutuhkan tuntunan atau
jalan yang benar agar cita-cita kita bisa terwujud. Misalnya belajar dan
menuntut ilmu secara sungguh-sungguh.”Apa yang akan kita petik esok
hari adalah apa yang kita tanam hari ini”.
“In Ahsantum, Ahsantum ILaikum, Walain Asa’tum Falahaa”, “Jika kamu
berbuat kebajikan maka kebajikan itu akan kembali padamu, tapi jika kamu
berbuat jahat itu akan kembali padamu juga”
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff
Masa pembentukan
jatidiri dan meniti jalan menuju cita-cita. Kinanti berasal dari kata
kanthi atau tuntun yang bermakna bahwa kita membutuhkan tuntunan atau
jalan yang benar agar cita-cita kita bisa terwujud. Misalnya belajar dan
menuntut ilmu secara sungguh-sungguh.”Apa yang akan kita petik esok
hari adalah apa yang kita tanam hari ini”.
“In Ahsantum, Ahsantum ILaikum, Walain Asa’tum Falahaa”, “Jika kamu
berbuat kebajikan maka kebajikan itu akan kembali padamu, tapi jika kamu
berbuat jahat itu akan kembali padamu juga”
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff
Masa pembentukan
jatidiri dan meniti jalan menuju cita-cita. Kinanti berasal dari kata
kanthi atau tuntun yang bermakna bahwa kita membutuhkan tuntunan atau
jalan yang benar agar cita-cita kita bisa terwujud. Misalnya belajar dan
menuntut ilmu secara sungguh-sungguh.”Apa yang akan kita petik esok
hari adalah apa yang kita tanam hari ini”.
“In Ahsantum, Ahsantum ILaikum, Walain Asa’tum Falahaa”, “Jika kamu
berbuat kebajikan maka kebajikan itu akan kembali padamu, tapi jika kamu
berbuat jahat itu akan kembali padamu juga”
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff
Masa pembentukan
jatidiri dan meniti jalan menuju cita-cita. Kinanti berasal dari kata
kanthi atau tuntun yang bermakna bahwa kita membutuhkan tuntunan atau
jalan yang benar agar cita-cita kita bisa terwujud. Misalnya belajar dan
menuntut ilmu secara sungguh-sungguh.”Apa yang akan kita petik esok
hari adalah apa yang kita tanam hari ini”.
“In Ahsantum, Ahsantum ILaikum, Walain Asa’tum Falahaa”, “Jika kamu
berbuat kebajikan maka kebajikan itu akan kembali padamu, tapi jika kamu
berbuat jahat itu akan kembali padamu juga”
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff
Masa pembentukan
jatidiri dan meniti jalan menuju cita-cita. Kinanti berasal dari kata
kanthi atau tuntun yang bermakna bahwa kita membutuhkan tuntunan atau
jalan yang benar agar cita-cita kita bisa terwujud. Misalnya belajar dan
menuntut ilmu secara sungguh-sungguh.”Apa yang akan kita petik esok
hari adalah apa yang kita tanam hari ini”.
“In Ahsantum, Ahsantum ILaikum, Walain Asa’tum Falahaa”, “Jika kamu
berbuat kebajikan maka kebajikan itu akan kembali padamu, tapi jika kamu
berbuat jahat itu akan kembali padamu juga”
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff
Masa pembentukan
jatidiri dan meniti jalan menuju cita-cita. Kinanti berasal dari kata
kanthi atau tuntun yang bermakna bahwa kita membutuhkan tuntunan atau
jalan yang benar agar cita-cita kita bisa terwujud. Misalnya belajar dan
menuntut ilmu secara sungguh-sungguh.”Apa yang akan kita petik esok
hari adalah apa yang kita tanam hari ini”.
“In Ahsantum, Ahsantum ILaikum, Walain Asa’tum Falahaa”, “Jika kamu
berbuat kebajikan maka kebajikan itu akan kembali padamu, tapi jika kamu
berbuat jahat itu akan kembali padamu juga”
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff
Masa pembentukan
jatidiri dan meniti jalan menuju cita-cita. Kinanti berasal dari kata
kanthi atau tuntun yang bermakna bahwa kita membutuhkan tuntunan atau
jalan yang benar agar cita-cita kita bisa terwujud. Misalnya belajar dan
menuntut ilmu secara sungguh-sungguh.”Apa yang akan kita petik esok
hari adalah apa yang kita tanam hari ini”.
“In Ahsantum, Ahsantum ILaikum, Walain Asa’tum Falahaa”, “Jika kamu
berbuat kebajikan maka kebajikan itu akan kembali padamu, tapi jika kamu
berbuat jahat itu akan kembali padamu juga”
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ffvvv
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ffvvv
Melalui tembang Macapat,
dapatlah digali arti, maksud dan makna filosofi yang mendalam dalam
setiap tembang, walaupun satu sama lainnya berbeda dan mempunyai
ke-spesifikan tersendiri, namun satu sama lainnya merupakan rangkaian
cerita yang tidak dapat dipisahkan. Disamping itu isi dari
tembang-tembang Macapat mempunyai nilai-nilai relegius yang tinggi,
sehingga nilai-nilai moralitas yang terkandung didalamnya mudah dipahami
oleh penikmatnya.
Tembang Salanget (Kinanti)
Mara kacong ajar onggu, kapenterran mara sare
ajari elmo agama, elmo kadunnya’an pole
sala settong ja’ pabidda, ajari bi’onggu ate
Nyare elmo pataronggu
sala settong ja’ paceccer
elmo kadunnya’an reya
menangka sangona odhi’
dineng elmo agamana, menangka sangona mate.
Paccowan kenga’e kacong, sombajang ja’ la’ ella’e, sa’ are samalem coma
salat wajib lema kae
badha pole salat sonnat, rawatib ban salat lail
(Anggoyudo, 1983: )
(Ayo
anakku belajar yang tekun, kepandaian itu harus dicari, belajar
pengetahuan agama, juga pengetahuan dunia, jangan dibedakan, belajar
dengan kesungguhan hati. Mencari ilmu harus serius, salah satu jangan
ditinggalkan, ilmu keduniaan itu, keperluan hidup, sedangkan ilmu agama,
adalah bekal untuk mati. Selain itu ingatlah anakku, sembahyang jangan
sampai lubang, satu hari satu malam, sholat wajib lima kali, ada juga
shalat Sunnah, rawatib dan shalat malam hari).
ternyata terkandung makna yang sangat dalam pada sebuah nama Kinanti. tertanam harapan besar didalamnya. sungguh indah. aku sangat bersyukur ayah memberiku nama Kinanti Anugerah Gusti terimakasih ayah. semoga suatu saat nanti seiringnya berjalanya waktu kinantimu ini akan menjadi anak yang sholehah, manusia yang berilmu dan berwawasan luas agar kelak menjadi manusia sejati yang selalu menjaga bumi pertiwi. Begitu juga dengan kinanti kinanti yang lainnya :)
Masa pembentukan
jatidiri dan meniti jalan menuju cita-cita. Kinanti berasal dari kata
kanthi atau tuntun yang bermakna bahwa kita membutuhkan tuntunan atau
jalan yang benar agar cita-cita kita bisa terwujud. Misalnya belajar dan
menuntut ilmu secara sungguh-sungguh.”Apa yang akan kita petik esok
hari adalah apa yang kita tanam hari ini”.
“In Ahsantum, Ahsantum ILaikum, Walain Asa’tum Falahaa”, “Jika kamu
berbuat kebajikan maka kebajikan itu akan kembali padamu, tapi jika kamu
berbuat jahat itu akan kembali padamu juga”
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff
Masa pembentukan
jatidiri dan meniti jalan menuju cita-cita. Kinanti berasal dari kata
kanthi atau tuntun yang bermakna bahwa kita membutuhkan tuntunan atau
jalan yang benar agar cita-cita kita bisa terwujud. Misalnya belajar dan
menuntut ilmu secara sungguh-sungguh.”Apa yang akan kita petik esok
hari adalah apa yang kita tanam hari ini”.
“In Ahsantum, Ahsantum ILaikum, Walain Asa’tum Falahaa”, “Jika kamu
berbuat kebajikan maka kebajikan itu akan kembali padamu, tapi jika kamu
berbuat jahat itu akan kembali padamu juga”.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff
Masa pembentukan
jatidiri dan meniti jalan menuju cita-cita. Kinanti berasal dari kata
kanthi atau tuntun yang bermakna bahwa kita membutuhkan tuntunan atau
jalan yang benar agar cita-cita kita bisa terwujud. Misalnya belajar dan
menuntut ilmu secara sungguh-sungguh.”Apa yang akan kita petik esok
hari adalah apa yang kita tanam hari ini”.
“In Ahsantum, Ahsantum ILaikum, Walain Asa’tum Falahaa”, “Jika kamu
berbuat kebajikan maka kebajikan itu akan kembali padamu, tapi jika kamu
berbuat jahat itu akan kembali padamu juga”.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff
Masa pembentukan
jatidiri dan meniti jalan menuju cita-cita. Kinanti berasal dari kata
kanthi atau tuntun yang bermakna bahwa kita membutuhkan tuntunan atau
jalan yang benar agar cita-cita kita bisa terwujud. Misalnya belajar dan
menuntut ilmu secara sungguh-sungguh.”Apa yang akan kita petik esok
hari adalah apa yang kita tanam hari ini”.
“In Ahsantum, Ahsantum ILaikum, Walain Asa’tum Falahaa”, “Jika kamu
berbuat kebajikan maka kebajikan itu akan kembali padamu, tapi jika kamu
berbuat jahat itu akan kembali padamu juga”
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rudisetiawan1976/filsafat-dibalik-tembang-macapat_54ffae2ea333110f455113ff